Mereka tak lagi memandang perbedaan agama,suku,ras,adat dan kepercayaan,namun hanya ada satu kesatuan hati untuk lepas dari tancapan kuku penjajah.
28 Oktober 1928,mereka menggemakan ikrar sakti pemuda untuk menyatu,bertanah air satu,berbangsa satu dan berbahasa yang satu,yakni Indonesia.
Untuk itu,pantaslah kita rayakan ulang tahun ke 82 Sumpah Pemuda serta harapan bangsa kepada mereka.Sebab sudah menjadi kenyataan harapan bahwa pemuda adalah tulang punggung bangsa dan negara.
Marilah kita tengok secercah harapan itu pada masa kini.Masa yang penuh terpaan angin puting beliung teknologi.
Hebat memang!Siapalagi yang tidak mengakuinya?
Satu diantaranya komunikasi kapanpun,dimanapun,kita bisa melakukannya dengan telepon seluler.Kita cepat melihat dan mendengar semua kejadian aktual dunia.
Justru itulah kalau kita tidak bisa memilih dan memilah derasnya arus angin itu ,kita akan menjadi korbannya.
Banyak sekali korban-korban facebook,narkoba,blue film,miras dan video-video porno.Semuanya ini hanya lantaran internet yang penggunaanya negatif.
Ironisnya,pengguna-pengguna internet tadi sebagian besar pelajar pelajar menengah pertama,menengah atas dan mahasiswa.
Kita akui memang dilirik dari sudut pandang ETIKA,KESOPANAN dan BUDI PEKERTI,generasi muda sekarang sudah nge-drop,turun drastis.
KESOPANAN bukan menjadi lambang kepribadian pemuda bahkan sebaliknya.Seharusnya pemuda kita harus berani berlomba belajar teknologi demi kemajuan bangsa.
Namun,bisa dilihat sebagian besar generasi muda kita sekarang berlomba membuat SENSASI.
Inilah yang sangat kita sayangkan.
Walau demikian,kita juga mengakui masih banyak generasi pemuda penuh prestasi,dalam bidang ilmu teknologi,sastra,kesenian,dan olahraga.
Harapan kita peganglah teguh semangat sumpah pemuda dalam kata dan perbuatan untuk meunju Indonesia SETARA DENGAN NEGARA MAJU DI DUNIA
Sumber : Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar